~Hidup tak seharusnya mengenal asal
Dan tak seharusnya mengenal paras,
Bagaikan suasana senja dan dini hari
Yang menghasilkan jingga tanpa berselisih
siapa yang paling indah.

~Tak seharusnya pula hidup mengenal sifat
Hingga sifat adalah tolak ukur pertemanan,
Seperti layaknya seekor singa yang enggan
Untuk berkelompok dengan seekor ular.

~Resah, terpuruk, dan kesepian yang berbicara,
Jika memang hanya asal, paras, dan sifat
yang menjadi dasar untuk mendapatkan teman.

~Akankah hidup ini seperti ulat
Yang melakukan apa pun demi menjadi kupu-kupu??,
Bukan kah seharusnya hidup ini seperti gunung dan laut
Yang saling melengkapi satu sama lain dengan perantara sang hujan....

~Mungkin itu seharusnya dilakukan
Namun ternyata ini hanya ekspektasi
Yang sedang berada di khayalan belaka
Dan hanya sebuah angan-angan