Wintercearig
Puisi
Kutipan Puisi Wintercearig
Karya nnsnvprtw
Baca selengkapnya di Penakota.id

Tuan dan Nona memegang seutas tali yang

mirip tali sepatu.

Tuan memegang ujung tali yang menghadap ke Timur,

sedang Nona memegang

ujung tali yang menghadap ke Barat.


Dulu, sewaktu hujan masih sering menyentuh daun rimbun,

Tuan dan Nona sering membuat simpul dari tali yang mereka pegang.

Di bawah hujan, mereka kuyup dan dingin, tapi senyum saling menghangatkan.


Sekarang, sewaktu terik matahari seakan berjarak satu jengkal dari kepala,

Tuan dan Nona masih terus membuat simpul.

Namun, kelamaan, simpulnya kusut.

Ruwet acak-acakan.

Tuan dan Nona benci ini.


Tuan menarik ujung tali yang ia pegang ke arah Timur, membawanya berlari.

Nona melakukan hal yang yang sama: menarik ujung tali, namun ke arah Barat.

Sama-sama menarik tali, berlari,

sampai kedua sepatu mereka aus.

Hingga paru sepertinya tak sanggup memberi nafas,

Tuan dan Nona berhenti.


Mereka bertatap.

Melihat betapa jauhnya mereka sekarang dan

betapa kusutnya simpul yang sudah mereka buat.

Mereka terdiam.

Dalam lelah, ragu, sedih, dan putus asa.

Tuan merogoh kantongnya,

mengeluarkan gunting tajam.

Nona kaget,

namun tetap terdiam.


Tuan memotong talinya sedikit

demi sedikit.

Nona berteriak,

meminta Tuan berhenti.

Tuan mendengar tapi belagak tuli,

terus memotong tali.

Hingga talinya putus.

Ujung tali Tuan tidak lagi tersambung

dengan simpul ruwet.

Di sisi Barat, Nona menangis.


Tuan bilang jangan menangis,

ambil sisa-sisa tali ini dan

untai lagi bersama Tuan yang lain,

katanya.


Tuan terus berlari ke timur

hanya membawa ujung tali saja.


Nona, sambil meneguk tangis,

memunguti potongan tali

yang ditinggalkan Tuan.

Nona berusaha mengurai kusut,

namun selalu gagal, kandas, puatang.

Nona lari ke barat membawa tali

dan simpul kusut yang ada.

Hingga ujung barat,

Nona merajut tali itu sendiri,

dengan segala kusut dan kelut.


Nona mengikatnya di ujung senja,

bersama matahari yang hampir ditelan ufuk,

bersama tangis yang tadi jatuh,

dan bersama simpul kusut yang ditinggalkan Tuan.



Wintercearig (Old English) : a metaphor for the strength of your sadness, which is as strong and never-ending as the bitter cold of midwinter.


31 Oct 2019 10:45
259
Jakarta Selatan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: