Engkau pergi beralaskan perasaanku
Yang tiap jauh langkahmu merobek jiwaku
Yang tiap derap langkahmu jeritanku membisu
Sementara itu aku masih disini
Duduk ditemani rindu yang tak bertepi
Menikmati candu bersama bayangmu
Menolak tahu perginya ragamu
Dari sudut yang sama
Samar-samar masih dapat kulihat bahumu
Yang pada waktu itu
Hilir bagi air mataku
Yang kala itu
Rumah segala keluh kesahku
Perlahan bayangmu pun ikut memudar
Kucoba meyakinkannya untuk tetap tegar
Namun terus saja ia mencoba tuk menghindar
Selanjutnya aku tersadar
Apapun yang dipaksakan tidak akan sepaham
Namun aku masih di sini bersandar
Menarik nafasku dalam-dalam
Menghembuskannya perlahan agar aku tetap sabar
Barangkali ceritamu dan tuanmu berujung kelam