Aku telah sepakat dengan anggur untuk tak mengangkatmu menjadi topik malam ini,
Dan untuk setiap luka yang belum pulih,
Dan lupa yang terus terombang-ambing,
Aku tertegun.
Tak terhindarkan,
Mengapa selalu kamu yang hadir dalam setiap cemasku,
Rupamu melintas di benakku permalam.
Tetaplah berlari, kasih.
Dari aku yang ((seharusnya)) telah merelakanmu,