tanggal satu bulan sepuluh tahun lalu
ku beranikan diri menghadap ayahmu
sementara ibumu membuatkan kopi
aku mencoba untuk berbasa-basi
~
dua bulan lima hari kemudian
keluargamu sepakat aku tak layak
ku kirimkan surat permintaan maaf
kau balas dengan surat undangan
~
kemarin tepat enam bulan empat belas hari
kau telah berdampingan hidup dengan yang lain
ku anggap kau menyalahi takdir
kau anggap aku meratapi nasib