Perkara Sulit yang Mempersulit.
Cerpen
Kutipan Cerpen Perkara Sulit yang Mempersulit.
Karya pengenceritaaja
Baca selengkapnya di Penakota.id

Aku aneh. Setidaknya begitu yang mereka katakan tentang kelakuanku. Mereka bilang apa yang aku lakukan terlalu berlebihan. Padahal, hidup tak perlu dipersulit karena hidup sudah sulit. Lalu, aku hanya bisa memendam kekesalan di dalam hati. Ingin rasanya membalas di kesempatan yang tepat. Tapi, Tuhan tak suka orang yang mendendam, bukan?


Aku penggila buku. Bahkan, mereka pernah juga menyebut aku sebagai kutu buku. Padahal aku tak sekecil itu. Aku beberapa kali pernah membunuh yang lebih besar dari aku - kecoa misalnya. Apa yang salah memangnya? Aku tidak pernah mempermasalahkan kesenangan mereka, bukan? Aku tak peduli jika mereka senang minum kopi atau bahkan menikmati anggur dari orang tua. Karena mereka berhak memilih untuk apa sebenarnya hidup mereka, bukan?


Aku tak suka kehilangan. Aku ingin apa yang kumiliki tetap menjadi milikku. Bukan aku tak ingin berbagi. Tapi, aku hanya takut. Ketika sesuatu itu kubagi dan tak pernah kembali. Kata mereka, "Jangan pelit!".

Baiklah, aku menyerah. Aku rela berbagi.


Akhirnya, ketakutanku terjadi. Ia tak kembali. Bolehkah aku ungkapkan semua di sini? Aku tak peduli. Bahkan ketika dia merasa harus membela diri. Jadi begini:


"Aku tak peduli jika dianggap aneh. Aku tak masalah ketika dianggap kutu meski badanku jauh lebih besar dari itu. Aku tahu hidup sudah sulit, maka jangan dipersulit. Begitu katamu, kan? Lalu siapa di sini yang mempersulit? Aku? Ketika kamu menghilangkan sesuatu yang aku punya, dan kamu berpikir bisa menggantinya dengan yang baru karena merasa nilainya sama saja? 


Menurutmu, kehilangan ibu bisa diganti dengan ibu yang baru? Tunggu! Jangan marah dulu. Bukankah kamu nyatanya bisa melakukan hal yang aku katakan barusan untuk urusanku? Kenapa tidak dengan apa yang aku sarankan untukmu? Kenapa harus mempersulit hidup jika sebenarnya hidup sudah sulit? Begitu kan katamu? Hahaha


Katamu, bukuku yang lama itu sama saja isinya dengan buku yang baru yang kamu bilang sebagai pengganti. Bukankah ibumu yang diganti juga sama dengan ibumu yang baru? Punya kepala, mata dan anggota tubuh lainnya, bukan? Kamu bilang, itu hanya fisik saja? Bukankah buku yang kamu hilangkan juga sama, hanya permasalahan fisik saja? Lucunya kamu. Mudah ya mengatakan begitu, meski nyatanya kamu - mungkin - tidak terima dengan perlakuan yang sama."


Hidup sudah sulit, jadi jangan dipersulit. Jadi, kalau kamu tidak ingin dipersulit, jangan mempersulit hidup orang lain. Mungkin, salah satu alasanku tidak ingin berbagi adalah karena aku takut mempersulit hidupmu. Jadi, mohon mengerti. Sederhana, bukan?

17 Jun 2019 21:29
207
Jalan Kerja Bakti No.82, RT.16/RW.7, Makasar, Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13570, Indonesia
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: