Kata-kata tak selalu menemukan rumah di seluruh manusia. Seringkali ia tersesat pada beberapa makna yang menjebak. Pada beberapa kesempatan, ia menjadi begitu mematikan.
.
Kata yang beradaptasi, akan berwujud perilaku. Sebab, kata bisa jadi hanyalah jubah pemanis rupa. Menyembunyikan belati yang tiba-tiba hadirkan kematian.
.
Aku berusaha bersahabat dengan kata. Menernak mereka sedemikian rupa agar kelak tahu di mana mereka harus berada. Tapi, isi kepala manusia siapa yang bisa kira. Dalamnya hati, siapa yang tahu.
.
Kata-kata yang kuternak dan memunculkan dirinya kepada semesta, menjadi warna. Tak selalu sama. Tak juga selalu menyenangkan. Kata-kata yang telah terangkai sedemikian rupa, diperalat oleh manusia-manusia jenaka untuk menertawakan aku. Katanya, "Kau gila! Bagaimana bisa kau berkata seperti itu."
Tapi, begitulah aku bersama kata-kata yang telah dikerjai manusia-manusia jenaka.