Sore itu
Matahari berwana merah
Bukan berarti ia marah
Justru bagiku sangat indah
Sebab ia sedang merekah
Senja itu
Manusia menjadi siluet kemerah-merahan
Pancaran cakrawala bagai panggung megah nan menawan
Setiap sudut langit bermukim cahaya tanpa jeda
Warna jingga berpadu padan dan gilang gemilang
Di jalanan
Angin menderu dan saling mendorong
Mengajak daun-daun kering yang jatuh berlarian
Bertabrakan seru satu sama lain
Begitu khas, lekas dan ringkas namun membekas
Di langit
Matahari merah nampak begitu gagah
Bahkan burung yang sedang mengepak berhenti sejenak
Memandang angkasa raya dengan seksama
Semesta begitu rupawanÂ
Pada penglihatanku
Cakrawala ini tiada lain begitu perawan
Sebab kali ini adalah pertemuan pertama antara jingganya senja dengan merahnya matahari
Dan warna yang dihasilkan keduanya tak terlukiskan kata apalagi bahasa
Bukan merah yang kejingga-jinggaan juga bukan jingga yang kemerah-merahan
Keduanya bercampur namun tak saling mengatur apalagi saling menutupi
Pada pikiranku
Apakah semua ini mungkin dapat diterjemahkan sebagai fenomena alam
Sebab pikiranku yang semula dapat menyelam kini terus terbenam
Hanyut kedalam palung pesona, menonaktifkan perspektif aktif akal sehat
Terbuai tergoda merasuk terasuki begitu dahsyat
Sungguh suguhan dari penciptaan luar biasa oleh Sang Maha Hebat
Merah jingga
Jingga senja
Merekah indah
Tak lekas berubah
Bandung, sore itu : 2 September 2020