1.
Sejarah Tatar Sunda
Cerita dari peristiwa
Peristiwa dalam kisah
Dan saling mengasih
Lahirlah dari rahim Pasundan
Niskala Wastu Kancana
Anak dari raja tersohor
Linggabuanawisesa
Dengan gelar Prabu Maharaja
Sang Raja ditinggalkan ayahnya sejak 9 tahun
Gugur dalam perang Bubat bersama anak gadisnya
Citraresmi Dyah Pitaloka
Sudah tabiat mendarah daging
Bunuh – membunuh
Sumpah – menyumpah
Buru – memburu
Tewas pula akhirnya
Berselang lama
Pindah kuasa
Putra Mahkota naik tahta
Menyemat tugas raja
Penuh tenaga penuh wibawa
Jelas lebih tertata
Dalam keagamaannya
Sang Maharaja bergelar Satmata
Tingkatan kelima, penggabungan antara agama dan dunia
Niskala Wastu Kancana
Tertulis dalam Prasasti Astana Gede :
“hayua diponah-ponah
hayua dicawuh-cawuh
inya neker inya angger
inya ninycak inya rempag”
Jangan dimusnahkan!
Jangan semena-mena!
Ia dihormati, ia tetap.
Ia menginjak, ia roboh.
Prabu Maharaja Wastu Kancana
Yang memperindah kedaton Surawisesa
Yang merpertahankan kerajaan Sunda
Yang memakmurkan pemukiman dan segala
2.
Peradaban berkembang, raja berjaya
Namun nyawa tetap Sang Hiyang Batara Tunggal yang berkuasa
Prabu Maharaja wafat 1475 masehi
Tepat berumur 127 tahun
Setelah itu kerajaan terbagi dua
Galuh Priangan Timur dan Pakuan Priangan Barat
Namun tetap satu Tatar Pajajaran
Hingga Cucu Mahkota lahir
Anak dari Dewa Niskala
Bernama Prabu Jayadewata
Hidup berkelana dan tangkas menumpas
Ksatria Pengembara yang lugas
Hingga takdir mengangkat ia menjadi raja
Memimpin kembali 2 kerajaan 1 tahta
Ia bijak pada pajak
dengan hati meringankan upeti
Memakmurkan tanah Pasundan
musuh dan rakyat pun jadi segan
Maka pantaslah ia menyemat gelar
Sri Baduga Maharaja
Raja Pajajaran paling tersohor
Harum sepanjang masa
Wahai Rakyat Pajajaran dan Nusantara
Jangan marah - Silih Asah lah
Jangan sedih - Silih Asih lah
dan jangan lusuh - Silih Asuh lah
Itulah wasiat dan pesan Prabu Siliwangi
Sebelum hilang dan tak terdeteksi lagi
Namun tetap terkenang dalam hati
Hingga akhir nanti
Bandung, 30/04/19
-D.A
*Referensi Sumber : Wikipedia Sejarah