Ga ru da
Ada burung-burung lupa jalan pulang
Lupa cara bertelur, lupa cara mengatur sampai lupa cara tidur
Ada burung-burung lupa jalan pulang
Hanya tahu berpaling pada palung paling genting
Serta tanggal pada kata-kata tunggal tinggal dangkal
Ga ru da
Ini burungku
Bukan burung biasa, bukan unggas, bukan kabar burung
Garudaku tidak makan daging, tidak makan kacang, tidak makan cangkang
Garudaku cuma makan darah, cuma makan hati, cuma makan tragedi
Garudaku ingin makan enak, ingin hidup layak, ingin banyak anak
Tapi garudaku punya sayap panjang, punya paruh lantang, punya cakar nantang
Meski garudaku pernah mati suri, pernah memaksa diri, pernah dituduh lari
Ga ru da
Pada peristiwa raga membela daksa menata jiwa merana ia terbuka luka menganga.
Ini tragedi diri lari dari arti nurani meniti puisi sunyi menerangi sepi sendiri.
Menyelinap sayup mengecup dijalan tualang hinggap sebatang aksara seranting kata untuk tetap tegap.
Hari-hari dulu haru biru terbang di langit sendu dengan dedau risau menggebu banyak tunggu harapan baru.
Garudaku tidak muda, tidak tua, tidak janda, tidak duda
Garudaku hanya pejuang rasa
Untuk hidup sejahtera
Kalau boleh pinjam suara
Garudaku bisa terbang, bisa menang, bisa senang, bisa hidup tenang
Tapi jangan kalian salah sangka
Garudaku boleh jinak, boleh lunak
Tepi tetap galak tetap menanak
Untuk bela bangsa, bela negara, bela rakyat jelata
Garudaku ingin merdeka
Merdeka dari hidup
Merdeka oleh hidup
Merdeka untuk hidup
Garudaku akan tetap merdeka
Indonesia, 16 Agustus 2020