ALHASIL
Cerpen
Kutipan Cerpen ALHASIL
Karya penyairamatirjp
Baca selengkapnya di Penakota.id
Alhasil, ia kini hanya duduk saja. Menyesali apa yang sudah ia lakukan. Suatu hal yang awalnya sangat ia yakini sebagai sebuah kejeniusan. Kini berbalik menamparnya menjadi sebuah kebodohan.

Seminggu sebelumnya, Hamdi dengan semangat jiwa mudanya siap untuk menangkal aksi orang gila yang akhir-akhir ini menyatroni kampungnya.

"Jangan dengan kekerasan. Kita harus pakai otak. " Suaranya nyaring. Matanya berkilatan. Semua kawan-kawannya di Karang Taruna menyimak dengan antusias. Hamdi memang dikenal sebagai pemuda yang liat. Posturnya tinggi. Cekatan dalam segala hal. Termasuk menggasak perempuan.

Maka hari itu, ia mengumpulkan rekan-rekannya di belakang balai desa. Ia mendandani lima orang anggota karang taruna laiknya orang gila. Rambut acak-acakan. Baju usang yang compang-camping. Sementara lainnya, menyaksikan sambil terpingkal-pingkal.

"Info dari matamata. Jika nanti malam akan ada gelombang orang gila yang akan bikin onar di sekitar rumah Wak Romidi. Tugas kita, memunggu dan terjang. Begitu muncul orang-orang edan yang entah benar atau tidak itu, langsung kita gebuk. Kalianlah yang gebuk. Sementara kami, akan mengamankan mereka saat keok. Intinya, orang gila harus dihajar pula sama orang gila."

Semua yang hadir manggut-manggut. Lalu mereka melncarkan aksi.

Malam tiba seperti biasanya. Suasana tenang menjadi riuh ketika hampir tengah malam. Tiga orang yang ditunggu tiba. Merekalah orang gila yang hendak bikin rusuh itu. Benar saja. Dengan kerikil, mereka melancarkan serangan ke atap rumah Wak Romidi.

Dengan perhitungan yang matang, orang gila yang disiapkan Hamdi menerjang. Bagbigbug. Karena tidak siap, tiga orang gila itu menjadi sasaran empuk. Mereka tidak bisa lagi mengelak. Begitu menuju saat kritis, Hamdi muncul. Ia dan rekan-rekannya segera mengamankan tiga orang gila tersebut. Sementara lima orang gila suruhannya, lari tunggang langgang.

Pak RT yang malam itu bersama Hamdi, bukan main terkejutnya ketika mengenali salah satu orang gila yang menganiaya tiga orang gila tersebut. Setelah mengamankan tiga orang gila dengan kondisi lebam parah itu di polsek, Pak RT mengajak Hamdi bicara empat mata.

Dengan pertanyaan dan beberapa ancaman, mengakulah Hamdi tentang siasatnya.

"Maaf Pak. Ini hanyalah trik. Berkorban untuk mendapatkan buruan." begitulah pembelaan Hamdi.

Sambil menunjukkan rekaman pembicaraannya, Pak RT mengancam akan memperpanjang kasus itu.

"Selalu ada syarat Nak. Tentu kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan." setelah selesai berujar, Pak RT meninggalkan Hamdi dalam kegelapan.

Hamdi yang lunglai di atas kursi itu, tidak lagi punya pilihan. Ia harus menikahi keponakan Pak RT. Samidah. Janda beranak satu. Suaminya bahkan hingga kini tak pernah diketahui orang.
---
Ribetnya malam
5/03/18
05 Mar 2018 18:20
134
Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: