Sekali-kali gembira itu perlu,
: demikian vas bunga antik di rumahmu memulai pembicaraan.
jangan melulu umbar syahwat caci maki di media sosial, itu jahiliah 4.0,
: tambahnya sembari cengar-cengir
caci maki adalah seni tertinggi dalam bahasa pergaulan,
: balas saya dalam hati.
Tak baik menyimpan argumen di dalam hati,
: kejar vas bunga sialan itu.
Jarum jam terus bergeser. Layar smartphone terus menyala. Ocehan vas bunga kian meledak-ledak. Di luar, hujan turun dengan hati-hati.
Jangan diam saja. Itu perilaku tercela di era banjirnya informasi,
: ujarnya nyaring dan berbau politis
Sepanjang, 1/02/19