Persembahan paling baik adalah perasaan Ibu.

Pengorbanan paling gila juga perasaan Ibu.

Aku mendapatkan persembahan itu tentu dari Tuhan, yaitu perasaan Ibuku yang tidak pernah dia sayang-sayang.

Ibuku serasa kejam terhadap perasaanya sendiri, namun cinta dan amat peka pada perasaan anaknya satu persatu.

Ingin kurawat perasaan Ibu yang kacau, dan selalu bekerja keras mencintai perasaan anak-anak Ibu.

Ingin ku tukar perasaan Ibu, dengan perasaan manusia paling senang, paling gembira agar Ibu tidak perlu lagi pura-pura riang.

Namun, Ibu sedih mengetahuinya, Ibu tahu lewat perasaanku yang memang sudah melekat dibatinnya bahwa aku merencanakan penukaran hebat itu.

Ibu menolak sudah, menolak berhenti mempersembahkan perasaannya.

Baiklah Ibu, mari sama-sama kita saling mempersembahkan perasaan.

Apabila demi aku, Ibu perih. Maka demi Ibu, aku payah.

Tuhan, aku ingin Ibu senang, amat senang, selalu senang, dan cinta Kamu mati-matian.

Makasih ya bu, aku sudah berkali-kali pesan surga untukmu.

Pasti Ibu berkali-kali lebih banyak pesan surga untuk aku.

Terimakasih Ibu.