Beberapa hari belakangan, saya sudah lupa rasanya mempunyai dirimu. Akhirnya, perjuangan melupakanmu berhasil juga menjeratku. Ya, walaupun sunyi, yang penting tidak ada lagi pura-pura saling mau. Maaf jika terlalu nethink.
Saya sih jujur saja, masih sayang. Namun pikiran saya sibuk bertanya justru apakah dirimu juga begitu?, Alih-alih mendapat jawaban saya malah mendapat kecemasan, lagipula siapa yang bisa menjawab pertanyaan sesulit itu dan lagipula bila terjawab siapa yang dapat memastikan kebenarannya.
Maka dari itu, cinta butuh saling ngerti dan saling percaya. Tapi, diatas banyaknya pembicaraan tentang cinta, kalau enggak jodohku, artinya harus dapat melupakan.
Anehnya, dari sekian banyaknya pengalaman melupakan yang katanya sulit dan melelahkan, aktivitas ini kerap kali dialami kembali, fatalnya disebabkan oleh alasan yang sama. Racun sekali dirimu, mas.