Sebuah Peta Menuju Kuasa Abadi dalam Tubuhmu
Kutipan Puisi Sebuah Peta Menuju Kuasa Abadi dalam Tubuhmu
Karya pulangpulangpagi
Baca selengkapnya di Penakota.id


Semalam tadi aku bermimpi

Tubuhku menjelma sungaisungai yang segera mengering di pagi hari


Setelah mataku kembali terbuka

Pada hitungan ketiga mimpi itu hadir kembali dari ingatan


Begitu jelas dan tidak terpecahpecah


Sebuah Bayangan bercerita tentang peta dari masa depan beriburibu tahun setelah tahun ini


Tahun dimana matahari menjadi merah semerah darah


Jaraknya dua jengkal dari kepala seluruh umat manusia yang ada di dunia


Bayangan itu berkata "Barang siapa yang dapat menemukan peta itu dapat menjadi yang paling berkuasa di dunia. Bisa menjadi abadi seperti api yang terus menyala takkan padam pada apapun alasan yang datang melanda. Takkan tertandinggi hingga kata kuasa itu lenyap dari kamus bahasa bersamaan dengan hilangnya peradaban"


Pada pertengahan menelusuri mimpi malam tadi tibatiba saja waktu berhenti


Jarum jam menunjuk pukul tiga pagi lewat dua puluh tujuh menit tiga belas detik


Tubuhku tidak bisa digerakkan seperti biasanya seperti ditindih batu besar sebesar rumah lantai dua


Sementara aku tercekat, sekelilingku matamata melirik tajam seperti pisau yang baru saja diasah menusuk jantung hati rasa tukutku yang memuncak


Tidak ada wajah yang pasti selain puluhan matamata merah menyala dengan bola hitam pekat ditengahnya


Kepalaku begitu berat rasarasanya tertimpa menara pisa dari dua arah kanan kiri depan belakang


Matamata itu seperti berbicara pada katakata yang tidak teratur sampai beberapa saat kutemukan satu kalimat utama yang berulang kali diulang


Kalimat itu senantiasa bergema dalam gendang telinga kanan menuju kiri lalu dari kiri menuju kanan begitu seterusnya


"Bahwa sebuah Peta Menuju kuasa dan Keabadian telah ditakdirkan lahir dalam tubuhmu. Sesungguhnya kami berjanji pada raja kami yang bermukim di gua yang gelapnya segelap darah kering untuk membawa tubuhmu, peta keabadian, sebagai persembahan di hari kelahirannya"


Sebelum aku sempat beranjak karena tidak bisa bergerak, sebuah tali kurasakan mengikat tubuhku semakin kuat, semakin erat, aku tidak kuat lagi


Rasarasanya tubuku begitu ringan, angin begitu kencang hingga membawaku ke tanah pekuburan, hingga akhirnya aku terbangun bersama mayatmayat tanpa kepala di sampingku






                            Yogyakarta, 2020




04 Oct 2020 22:19
351
Yogyakarta, Indonesia
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: