P u n a h
Kutipan Cerpen P u n a h
Karya pulangpulangpagi
Baca selengkapnya di Penakota.id


Rambut semampai, hitam terurai menjatuhi bahunya, hampir-hampir menyentuh bangku yang ia duduki. Disampingnya jendela tepat langsung memandang ke luar gedung perpustakaan. Jalan basah menyimpan kemurungan langit sore kelabu yang sesekali menitikan air. Lalu-lalang kendaraan sesekali mencuri perhatiannya. Pekerja bangunan masih merapihkan sisa kerja yang akan ditundanya hingga hujan kembali reda.



Matanya memandang tajam ke luar jendela tepat ke seberang trotoar yang sangat familiar dalam ingatannya. Rasanya seperti baru kemarin sore ia melangkah dari tempat itu menuju rumah saudaranya, tempat menetap sementara waktu untuk keperluan studinya di kota yang sangat hangat dan selalu dirindukan oleh siapa saja yang pernah singgah di kota ini. Hawa itu belum hilang, aromanya masih menempel di lubang hidung kiri, tempat ia menggantungkan aroma khas lelaki yang tidak pernah mengantarnya pulang karena ia tidak pernah tau jalan pulang setelah hari itu.



Lelaki itu memang tak akan pernah pulang, tak akan pernah kembali karena lelaki itu telah terjebak dalam sebuah buku. Lelaki itu telah menjadi sejarah, telah menjadi artefak dalam bentuk yang paling abstrak, kata mati. Mati kata. Mati. Dalam beberapa detik lelaki itu akan terbang melayang-layang tanpa beban, tanpa muatan, ringan seringan partikel, ringan seringan dari sesuatu yang paling ringan di bumi. Lelaki itu akan punah. Bahkan tidak akan tercatat dalam buku sejarah manapun yang ada di muka bumi. Ya, punah, setelah batang korek api disulut gadis itu pada kertas terakhir. 


23 Feb 2021 13:35
252
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: