Orangorang berjatuhan karena wabah di pusat kota
Kabar menyebar lebih cepat dari tiga kali kedipan mata
Dalam kedipan ke seratus delapan puluh
Orangorang memenuhi jalan menuju persimpangan
Di persimpangan rasa lapar dan rasa takut
orangorang berhenti
Jalan pertama menunjuk kematian jasmani
Jalan kedua menunjuk kematian rohani
Sebagian orang memilih jalan pertama, pulang ke rumah, kunci pintu rapatrapat
Maaf, tidak terima tamu
Tepat di depan persimpangan
Sebagian lainnya duduk menanti, hanya menanti, dan terus menanti hingga entah kapan
Sebagian lain dari sebagian sebelumnya, memilih jalan kedua, melangkah maju ragu-ragu
Menjauhi persimpangan
Mendekati pusat kota
bersiap jatuh sewaktuwaktu sebagai konsekuensi
Yang berkuasa pada jalan memberikan kebijakan abu-abu
simpang siur
Hari demi hari masih belum pasti
Bulan demi bulan masih belum juga pasti
Doadoa keluar dari pengeras suara
Suara ibu. Itu suara ibu, salah seorang berteriak lantang
Harapan meruak dari suara ibu
Harapan meruak dari suara
Harapan meruak
Harapan …
pada ketidakpastian
Tentang sejarah baik atau sejarah buruk
Yang akan di tulis pada buku-buku
diwaktu yang akan datang.
Yogyakarta, 2020.