Buku-buku itu berdebu. Baik aku maupun kau, nampaknya telah lelah menumpah segala resah.
Walaupun sampulnya kini masih basah, namun kita nampaknya telah saling menyerah.
Sepekan kali Juli itu, hujan turun tanpa air. Dan baik aku maupun kau, masih saling menata kayu untuk ditabuhkan dalam api yang berhembus bersama helaan nada-nada yang tersembunyi dalam sendi.
Kemudian dalam setiap kali temu, kau kumpulkan satu persatu tangganya dalam keranjang bayi. "Kelak, ini bekal untukmu mengurai tikus yang kini masih terjepit", katamu.
Katamu kematian malam mungkin tidaklah abadi. Sebab kelak, mentari pagi selalu hadir menanti. Walau setiap peti telah dipenuhi malam yang mati. Tapi Sang Ilahi-lah pemilik hati. Maka tak perlu bagimu mengingkari.
Lantas, inikah waktuku tuk mengurai setiap malam dalam peti?
(2020)