

Dua mata ada di wajahnya
Melihat kemana ya gak tau juga
Ke kantongnya? Mungkin saja
Tapi yang jelas, pada rakyatnya ia buta
Menari kecil ia dengan kakinya
Melenggang menuju kawasan kawasan jarahannya
Tak perlu lagi perintah jaga
Sebab orang di sekitar, sudah loyal padanya
Tangan kurus itu menggenggam kertas baca
Podium sudah disiapkan di depan ruang pesta
Semua yang loyal padanya boleh ikut serta
Kalau rakyat nanti dulu saja, tengah malam nanti ya?
Makan warteg dengan mulut satu satunya
Berbicara bohong juga dengan mulut yang sama
Kalau bisa dihitung, mungkin sebanyak gunung yang di sana
Rakyatnya bingung, cenderung mudah lupa
Puluhan tahun sudah berlalu
Cerita cerita ini hanya bisa dilihat di dalam buku
Kalau kata Ibu:
Masa itu sudah jadi tabu
Penduduknya sudah mulai lupa seiring waktu
Semua aspek sudah serba baru
Jadi, jangan lagi bertanya padaku
Buku ini tolong disimpan lagi di balik lipatan baju
Atau baiknya kamu bakar sampai jadi abu
Agar tidak ada lagi cerita seperti masa lalu
Seperti yang terjadi pada Ayahmu

