Kini satu persatu masalahku tidak berhenti. Yang dulu kupijak menampakan keputus asaan. Hal yang dahulu indah kian terkikis oleh rasa emosional. Laut yang biru, sawah yang hijau, langit yang sejuk entah dimana letaknya lagi. Yang dahulu di sebut rumah kini tinggal puingan debu yang di huni kalelawar untuk beristirahat di siang hari. Halaman yang sering kita sirami dengan kebahagiaan kini sisa ranting tak terbendung penuh air mata. Kita yang pernah tertawa riang kini kalah dengan suara jangkrik yang berbalas - balasan. Kepergiannya menyadarkanku betapa menyedihkan diriku tanpa ada kamu disela-sela jemariku.
Lantas sampai kapan kamu jauh dariku, akan kah kita kembali mengubah alur cerita tanpa berpisah.