Telah kusisihkan waktuku untuk berdebat dengan cermin di kamar. Selalu kulihat hal-hal realis tertanam dalam bayangan di balik kaca. Tak ada satupun dari kami sudi untuk mengalah. Bantah-membantah menjadi hal yang lumrah.
Sementara di luar kamar, ketukan pintu terdengar balap-membalap, aku tahu dia di luar, hendak merangsek sukmaku yang begitu malam ini, hendak menyadarkan dada yang alpa ini. Ketika tak siapapun tahu telah kusematkan kau sebagai pembatas dalam buku yang tak sengaja begitu menarik untuk kubaca walau saat ini masih ada novel yang urung kuselesaikan.
Aku ingin tahu setelah ini apa yang akan terjadi. Antara aku dan kaca siapa yang akan pecah.
25.1.20