Apa yang bisa kau lihat
Selain langit yang makin hari makin pekat
ketika satu persatu Bintang purba itu tak lagi saling menanggalkan sajak-sajak.
Tapi, sinarnya akan termaktub sebagai cahaya paling Sirius
Di buku-buku, di layar-layar, juga di antara celah hipokampus.
Kau pun tahu bagaimana salah satu Bintang itu kemarin pelan-pelan pudar
setelah redanya Hujan Bulan Juni
Dan berganti jadi musim gugur bulan Juli
Pancaroba tak akan pernah menanti kita siap berganti waktu yang tak pernah abadi
Dini hari, masih dalam konstelasi yang sama, satu bintang lagi telah berhenti.
Perjalanan panjangnya di antara galaksi metafora dan elegi telah usai.
Mari kita catat ia sebagai doa yang terucap setelah Sembahyang Malam.
Tak Hanya dalam Puisi kita mengingatnya sebagai salah satu memorabilia.
Malam akan selalu dingin dan panjang, namun bintang-bintang redup itu selalu akan jadi pelengkap indahnya aurora kata.
30.7.20