Lorong Toko Buku
Cerpen
Kutipan Cerpen Lorong Toko Buku
Karya reigitabaasith
Baca selengkapnya di Penakota.id
Ku amati rak di depanku. Berderet jilid-jilid buku bersajak yang entah bagaimana dengan begitu hebat penulisnya merangkai kata demi kata memadu kalimat hingga bait yang seakan bernyawa.

Sekali waktu terbesit keinginan untuk melakukan hal yang sama; seperti penulis-penulis itu. Tapi aku tau, aku bukanlah orang yang dapat dengan mudahnya untuk konsisten dalam menyelesaikan suatu hal yang sudah kumulai. Seperti terakhir kali aku mencoba mengetikkan sepenggal kisah tentang seorang di masa lalu, aku hanya mampu menuangkan imajiku di dua hingga tiga lembar pertama. Bahkan carik-carik sajak ku pun terkadang harus dituntaskan dalam waktu yang cukup lama.

Ketika sedang asik dengan dunia imajiku, sepasang sepatu hitam menapak tepat di sebelahku. Kalau dilihat dari model hingga rupa kakinya, aku langsung dapat mengetahui raga disampingku ini milik seorang lelaki. Tubuhnya harum, kurasa Ia menyemprotkan pewangi beraroma coklat di sekitar tubuhnya. Tangan kirinya yang dilingkari gelang dan jam tangan hitam mengambil sejilid buku bersampul coklat, oh salah satu jilid buku itu sudah resmi menjadi penghuni rak buku dirumah ku sejak beberapa bulan lalu.

Dari balik buku yang sebenarnya tak sedang kubaca, diam-diam ku amati tubuh lelaki yang kini berada dua langkah didepanku. Tubuhnya tinggi tegap dan sedikit berotot, terlihat sekali Ia tipe laki-laki yang gemar dengan olahraga. Hampir seluruh rambutnya tertutupi topi lusuh berwarna putih yang mungkin belum sempat dicuci. Dari sini, aku dapat melihat kumis serta janggut yang dibiarkan tumbuh pendek-pendek disekitar wajahnya. Kalau dilihat dari buku yang sudah berada di genggamannya sejak pertama Ia datang dan juga buku yang kini Ia pilah, aku rasa Ia tipe lelaki melankolis pecinta sajak. Sempurna untuk membuatku jatuh pada pertemuan pertama.

"Abang Saka!!!"

Suara bocah lelaki berteriak dengan girang sontak membuatku dan lelaki yang sedari tadi ku amati ini menoleh. Perbedaannya adalah aku menatap bocah lelaki itu tanpa ekspresi apapun, sedangkan lelaki beraroma coklat ini menatapnya sembari menarik kedua sudut bibir, melengkungkan senyuman yang membuatku sakit gigi.

"Rafa udah nemu bukunya?" Kata lelaki berjanggut itu sembari meraih pucuk kepala bocah lelaki yang ternyata bernama Rafa dengan tangan kirinya.

"Udah, Rafa beli komik jadinya"
"Oke deh, yuk bayar sekarang aja! Abang juga udah dapet bukunya"

Yang tak ku sangka lelaki bernama Saka itu melemparkan senyum manisnya ke arah ku, tanpa ragu ku tarik pula kedua sudut bibir ini membentuk senyuman yang kuharap semanis miliknya. Untuk pertama kalinya ku tatap punggung itu berjalan menjauh, meninggalkanku sendirian di tengah lorong rak-rak buku.

Saka, sejak pertama kamu menapakkan kaki disampingku, aku tau itu kamu.
Saka, buku yang tadi kamu pilih itu buku yang pernah aku ceritakan padamu, bukan?
Saka, bocah lelaki yang tadi dengan lembut kau usap kepalanya, aku pernah melihatnya di akun Instagram mu.
Saka, rupanya hari ini Semesta sedang berbaik hati mempertemukan ku denganmu. Bahkan, aku diberi kesempatan untuk menikmati indah senyum hingga merdu suaramu.

Dari segala konspirasi Semesta yang pernah terjadi dalam hidupku, bertemu denganmu adalah yang terbaik.

Saka, apa kita tak punya kesempatan untuk memulai semuanya dari awal lagi?
Akan kuperkenalkan diriku padamu seutuhnya, tanpa kepalsuan.

Saka, ini aku. Perempuan biasa yang memalsukan dirinya ketika pertama berkenalan denganmu di jejaring sosial media.
Tapi Saka, perempuan ini jatuh padamu tanpa kepalsuan.

Saka, mari berkenalan lagi!
Namaku....
07 Nov 2017 16:46
559
Bogor, Jawa Barat
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: