Ekspektasi terbalut ambisi yang membias.
Terjangkit oleh hampa berkesinambungan.
Tak seperti naluri yang utuh semestinya.
Timbal balik hanyalah hayalan belaka.
Disini Logika mulai berperan penting.
Menjaga hati dari tajamnya hujan perasaan.
Berlarutlah kenestapaan sejauh mungkin.
Meriset semua dan kembali utuh menjadi diri sendiri.