Hanya sedikit orang yang peduli di bumi rin.

Semua orang sibuk, termasuk aku yang sibuk mengutuk diri sendiri.

Selamat Natal yaa rin

Maaf mengucapkan kalimat ini diakhir waktu tanggal 25 desember, walau sebenarnya aku ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan kalimat itu, lalu berdoa singkat bersamamu, bersyukur untuk kasihNya yang tak pernah habis untuk semua manusia. misalnya.

Tapi aku sibuk mengutuk diri sendiri, diseberang jalan tepat didepan Gereja aku melihat banyak orang dengan penuh wajah gembira, keluarga yang harmonis, pasangan muda yang memilih pakaian dengan warna yang sama, anak-anak yang berlari-lari dihalaman Gereja, dan polisi yang menjaga gerbang masuk Gereja. Semua terlihat normal rin, hanya aku saja yang tidak.

Di hari Natal semua orang sibuk rin, sibuk, termasuk aku yang sibuk mengutuk diri sendiri.

Rinn kadang aku ingin marah dengan diri sendiri, tapi sulit untuk tetap marah rin,

Ketika ada sedikit orang - orang yang peduli disekelilingku. Ternyata.

Kadang aku khawatir tentang banyak hal rin, padahal kepercayaan kita menyuruh kita jangan khawatir tentang apapun, nyatakan saja dengan doa permohonan dan ucapan syukur.

Kadang aku takut tentang banyak hal rin, padahal kepercayan kita menyuruh kita jangan takut sebab selalu ada tangan tak terlihat yang selalu membimbing kita.

Kadang aku juga seperti tidak memiliki iman rin, padahal iman sekecil biji sesawi saja sudah dapat memindahkan gunung kan rinn?

Aku mengutuk diri sendiri rin di hari Natal

Aku berharap seperti orang lebih berharta, memiliki banyak teman, mendambakan kecakapan dan keleluasaan, padahal dengan semua yang aku dapat dengan mudah ternyata tak pernah memuaskanku.

Aku yang mudah percaya, tak tahu arah, gampang terluka, sulit menerima. Itulah aku manusia rapuh yang hidup dari kebahagiaan semu dan keyakinan abadi.