Untukmu yang manis, paling manis, dan akan selalu manis
Lihat wajahmu dimataku yang berkaca-kaca. Ada yang luka sejak kamu bagiku bukan lagi cermin bahagia.
Untukku yang disingkirkan secara terang-terangan, mampuslah aku terkoyak centang satu. Rasanya tidak adil jika terus bertahan. Sedangkan kamu lebih memilih asing disetiap tatapan mataku, pengakuanku terucap begitu saja tanpa sebelumnya terpikirkan mengapa. Sebab aku hanya merasa, tanpa sungguh tahu alasannya apa. Maaf masih kusimpan sepasang matamu, ketika rindu tak tahu harus kularikan kemana sebab hatimu bukan lagi tempatnya.
Seharusnya dari awal aku tak berharap apapun padamu
Seharusnya dari awal aku tak usah ingin tahu tentang apapun yang kamu suka dan tidak suka
Seharusnya dari awal aku tak menyukai caramu tersenyum
Kadang mataku memerah mengingat caramu yang hanya diam pada setiap kata maaf.
Aku rindu, hingga aku dirindukan olehmu
Sekarang aku tahu, babak belur tidak mesti butuh ring tinju
Dihajar satu nama, yang bisa diucap tapi tak bisa dipeluk, itu sudah cukup.