PRAKTIK KORUPSI
Cerpen
Kutipan Cerpen PRAKTIK KORUPSI
Karya rinafebi
Baca selengkapnya di Penakota.id
Senja sore ini membuatku tetap ingin berada di sekolah, namun orang tuaku sudah menjemputku di depan gerbang sekolah. Aku sesegera mungkin mengemasi barang-barangku dan lari meninggalkan saudara-saudaraku.

"Sela, bagaimana sekolahmu hari ini? Apa menyenangkan?" sambut ayahku dan mempersilahkan masuk mobil.

"Sedikit melelahkan yah, aku mendapat bagian menjadi bendahara acara peringatan Maulid Nabi, aku harus membuat rencana anggaran dana yah, dan kata teman-temanku kalau bisa membuat anggarannya itu dilebih-lebihkan,"

"Kok seperti itu nak," ayah terheran mendengar ceritaku.

Di dalam mobil saat perjalanan pulang, ayah menjelaskan sedikit pemahaman tentang dana yang diberikan pemerintah untuk kepentingan pendidikan. Ayah mengatakan bahwa membesarkan anggaran dana adalah salah satu contoh praktik korupsi di kalangan sekolah, apalagi menganggarkan sesuatu namun tidak membelinya.

"Jadi sebenarnya tindakan itu salah nak, kamu seharusnya berani menolak tindakan itu, lalu tujuanmu apa sekolah jika hanya untuk praktik korupsi," jelas ayah lagi.

"Kata teman-teman itu yah sisanya buat kegiatan selanjutnya,"

"Kegiatan selanjutnya? Kalau kegiatan selanjutnya saja juga tetap seperti itu, lalu buat apa? Menambah dosa saja nak,"

"Iya juga sih ya, besok aku jelasin ke teman-teman deh,"

Aku dan ayah langsung menuju rumah, sesampai di rumah aku mendapat telepon dari Andika ketua OSIS ku saat ini, dia menginginkan agar anggaran danaku selesai malam ini juga, bagaimana mungkin, aku kan harus menjelaskan apa yang tadi sudah dijelaskan ayah.

"Maaf Dik, tidak bisa. Besok ada yang harus kita bicarakan mengenai progran kerja kita ini, dan sistem pemerintahan organisasi kita ini Dik,"

"Apa itu, jika memang penting bicarakan saja sekarang, mungkin aku bisa menyelesaikannya,"

"Besok saja Dik, selamat malam."
langsung kututup telepon dari Andika.

~

Pagi yang cerah, sebagai pengurus OSIS aku harus memberi contoh yang baik bagi siswa lainnya, yaitu dengan berangkat lebih awal. Aku memutuskan untuk berangkat menggunakan sepeda kayuh yang telah lama tak pernah kupakai. Aku berpamitan pada kedua orang tuaku dan berangkat ke sekolah. Memang cuaca yang sangat baik, sangat mendukung semangat pagiku. Sambik kunikmati pemandangan yang ada, terdengar suara burung-burung berkicauan, udara begitu segar dan pikiran menjadi fresh seketika melihat pepohonan yang hijau.
Sesampai di parkiran sekolah, aku berjumpa dengan ketua ekskul Pramuka, namanya Febri biasanya kupanggil Bri. Dia anaknya baik, suka menyapa, dan rajin juga ibadahnya.

"Sel, pagi... Kamu kok tumben naik sepeda, biasanya kan diantar orang tua," ujar Febri sambil menatapku dengan heran.

"Iya nih Bri, lagi mood aja. Ngomong-ngomong kamu juga tumben berangkat jam segini,"

"Oh iya, kebetulan sih aku bertemu kamu, aku berangkat pagi mau tanya sesuatu ke kamu Sel. Sebenarnya kalau OSIS sendiri saat menganggarkan dana itu seperti apa sih Sel? Kok biasanya aku lihat itu OSIS banyam dana gitu, tapi maaf ya Sel kalau pertanyaanku agak menyakitkan,"

"Eh nggak papa kali Bri, gini ya.... Kalau OSIS sendiri menganggarkan dana itu biasanya dilebih-lebihkan, lah itu kan sebenarnya tidak boleh Bri, kan itu salah satu contoh praktik korupsi di kalangan sekolah, jadi kalau menganggarkan sih boleh dilebihkan, tapi ya harus harga wajar lah Bri,"

Tilulit lulit lulit ...... Terdengar bunyi telepon, sepertinya suara handphone Andika, aku mengenalnya, dan bunyinya persis seperti itu. Ternyata benar, Andika bersembunyi dibalik dinding parkiran, sepertinya dia mendengarkan percakapanku dengan Febri.

"Dik, ngapain disitu? Kamu pasti sudah dengar obrolan kita ya?"

"Oh jadi itu Sel yang mau kamu jelaskan ke pengurus yang lain?" tanya balik Andika padaku.

"Iya Dik, kamu sudah dengar kan? Jadi yang seharusnya menyampaikan itu kamu, kamu kan ketua OSIS, lebih pantas lah Dik, maaf jika kamu tidak suka mendengarnya, tapi kita ini penerus bangsa Dik, kalau kita sejak dini saja sudah melakukan praktik korupsi, bagaimana kedepannya coba?" jelasku pada Andika.

"Iya Sel, aku paham. Dan sepertinya kita harus membenahi pemerintahan organisasi kita Sel, terima kasih ya kamu telah mengingatkan. Aku bangga punya anggota seperti kamu. Kamu berani menegur kesalahan. Mari kita bangun OSIS kita lagi, sesuai peraturan dan Pancasila kita jadikan dasarnya."

"Oke Dik, aku juga berterima kasih karena kamu telah menerima kritikan ini,"

Setelah itu, Andika menyampaikan beberapa kritikan yang telah kusampaikan. Dan pengurus yang lain pun setuju jika OSIS harus dibangun lagi dari awal sesuai peraturan dan Pancasila dijadikan dasarnya.
22 Feb 2018 21:23
57
Jombang, Jawa Timur
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: