Hiruk sesekali namun lebih sering lengang
tak lagi ada obrolan kini, kalaupun ada aku lebih sering tak ikut serta
Bejana waktu yang tak bertemu isinya
harmoni menjadi asyik sendiri dengan dirinya
Balada rasa gunda gulana
mencubit ringan memunculkan pekikan
ahh rasa apa ini
Menjadi diam perlahan, menjadi kuat tuk menahan bibir
Mengukir harmoni menjadi syair
duduk di kamar kecil (wc) menjadi lebih asik, ditemani gemercik air
Apa ruang menjadi sempit ataukah sebaliknya
yang jelas semakin lengang terasa
Tak ada lagi kini yang menghuni apalagi bersedia untuk tinggal
Membuat banyak hal menjadi terasa janggal
Koneksi pikiran pun ikut terpenggal-penggal
Hantu apa yang merasuki
Hingga untuk duduk tak lagi sanggup,
apalagi jika harus berdiri
Semilir angin yang masuk melalui sela jendala seperti membisik perih
Apakah sudah saatnya untuk pergi,
atau smentara cukup dengan berdiam diri
Kalap terkadang menghapiri
tetapi sudah jelas akan ku usir sebelum masuk mendekat diri
Bukankah kini sedang berdiam,
Senyap bukan Kalap.
Jalani saja tak perlu lagi banyak bertanya,
jika balada tak lagi ada, semoga harmoni akan menjadi rima
Rima yang akan terus bergumam panjang dan menyejukkan