Jenuh Menjelma Sebuah Peluru
Serap hari yang berulang
mengumpat dan menguntit kita
menanap kejenuhan di raut muka terbelah
menusuk-nusuk kepala
Khayal yang bermain dalam hati
harapan yang terkunci juga serba-serbi
menakutkan
kujajaki tiap ringis tangis--tersembunyi
Hanya peristiwa tercipta
mengunggah rasa sesekali
tapi lebih dari itu
kerap kali hari menggugurkanku dalam gumam
Sempit jalan dan batasan
semua yang kupunya
hanya kehampaan belaka
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah