Sesak Yang Mengikat
Terlantar jiwa-jiwa yang rangup
tiap nyawa bercecer di jalan
teriak sesak dan sakit di mana-mana
pada janji dan ketentuan
Kita mengikat perih
berjalan pada putaran terpenjara kenyataan
semua terlihat pengap dan jengah
tatkala semakin hari mengejar
Lantas kita semakin takut bermimpi
membakar jiwa ini jiwa yang siap mati!
pada teriakkan yang terakhir
kau sanggup berkata seisi dunia dalam genggam!
Tapi kami, kami tak mampu menerka gelap
jika kau sanggup sembunyi di balik bayang
kami yang kalut dalam bayangan itu sendiri!
penyakit ini memang benar adanya
Tapi perut kami lebih nyaring laparnya
seisi berita terlalu berisik
kau berkata tentang aman
dan menjual apapun
Mengubah nyawa kami menjadi nominal!
membunuh takdir terenggut segala harap
doa-doa kami tertebas habis
melecun di depan wajah-wajah kalian!
Wajah muram nan pelik itu!
telak nanti kubalas semua perih ini
pada hari di mana segala licik itu habis terbunuh!
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah