Retak
Waktu menyeretku ringkih
kusesap malam di kedua mata
di tepi jalan yang sepi ini
Kuterka adamu
terkunci pada rahasia di kepalaku
ada doa yang penuh tangis
dan tak mampu kutangisi
Ingatanku yang dirampas berkali-kali
telah ku rebut kembali
tak ada yang dapat menghapusmu
kau tak pudar meski kutangisi seutuhnya
Tak sampai kaki menantang malam
aku telah cukup karam
kasih, padamu kukatakan sejujurnya
Aku hanya berhenti pada namamu
Jakarta Di Ujung Pena