Puing-puing Mimpi
Telak tersadar aku bernafas di ujung waktu
jalan-jalan panjang berliku ini
membuatku malu
Gaza diambang peluru dan nyala ledakan di tiap tempat
Sedang aku digelapkan cinta
dan bermimpi seenaknya
sementara anak-anak dibantai
nyawa-nyawa seperti mainan
Pantaskah, aku menangisi diriku
yang hanya kekurangan harta dan tak mampu bermimpi, atau takut memulai hari esok?
Sedang Gaza, hanya menunggu
akankah hari ini berhenti atau kembali berlanjut
Seperti keping-keping yang pecah
raut wajah biru dan mulut yang diam
semua bercak bangunan bercerita
apakah mereka boleh bermimpi dan hidup sepantasnya?
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah