Tentang Tentram
Habis seruai riuh
malam luruh dan kabur
terjerembab selangkah--mengalah
melempar pelan terhujam
Lalu rapailah mawar di meja
petuah kakek tua penunggu kota
menangis swastamita dalam cengkerung mata
kepada jemari rerimbun kesepian
Melecun hampa membuai
renjana tampyas terkulai
hening tertawa mati
sepi-sepi bermain takdir
Kata-kata memanggil bulan
merapal bintang teduh angan-angan
berangin dalam ingin
diam semayam temaram
Tak lagi, kekeringan wajah ibu
berlayar kapal pada samudera
mengalir matanya berair
akan habis semu meluap
Apatah maknanya merapuh
muramkah bangku taman di ujung sana?
bolehkah sebentar pinjamkan
keramaian dan keheningan yang kehilangan
Napas buih laut meredam
mata-mata berpendar
mengedip sesudahnya
selayak malam runyam nan tentram
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah