Rekam Kawan Kita Jelang Takdir Sialan
Usah gusar kawan
tanya pelik di balik awan itu
tak teratuhkan sedikit pun
nyata hangat cahya tetap memeluk kita di selak jalan
Takkan habis dikulai dingin malam
segelas kopi panas juga setiap hela napas panjangmu
menunda kekalahan menantang setiap takdir berlarian
kosongkan setiap risau rahasia yang jaduh itu
Kelak kan menyerah dalam dekap peluk yang semestinya
membayar dendam sekujur kasih
selayak hujan berderai deras setiap darah
mengeja cinta--perlahan
Nanti, kita rebut kembali senyuman kecil itu, kawan
dari orang-orang di jalanan
yang resah dan mengubah makna
Dari orang-orang
yang berpikir bebas tanpa arah
dari mereka yang membunuh arti dan membaginya
menjadi banyak
Jelas kan kurangkum pasti
nilai sederhana yang kita punya kembali
menantang ombak tinggi
merobek langit tak bergeming
Kerap bertahan di banyak jalan
manusia yang penuh kehilangan
genggam erat setiap jiwa--terabaikan
Merombak badai merakit hari yang menang!
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah