Membeli Tubuhmu
Cantik, terkapar aku geram
membusuk bertanya di setiap dendam
Mengapa dunia sekarang membawa hal-hal sederhana ke dalam lautan pertanyaan?
Sedang kala ku tatap wajahmu dalam foto mewah dengan sajian yang cukup megah
Aku sudah merasa kalah, kasih
Kala kau merias cantik wajahmu, berlaku anggun dengan selempang wisudamu
Aku sudah mati dua kali
Kala kau berpergian begitu jauh, berbekal hangat dalam keluargamu, aku mati tiga kali
Begitu kau terlihat sangat pintar berdalih, seperti orang dewasa yang siap, tak memerlukan apapun lagi
Aku kalah dan tanggal sebagai lelaki
Mengapa dunia merebut kesederhanaan
dan mengubahnya menjelma sebuah kasta
Bak rajam--yang kulihat hanya sebuah transaksi dalam arti kasih dan sayang
Tak lain jika aku mencintaimu
Aku hanya dapat menjawabnya dengan membeli tubuhmu, bukan cinta seperti itu yang ku mau kasih.
Aku kalah setelak-telaknya
Memeluk sepi sendirian, mungkin jika shakespear hidup di masa ini
Ia tak lain akan memilih menjadi seorang mucikari.
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah