Netra Tunggal
Ada satu pada tiap lebam mengempis tertuai
sikap pengap gegap digenggam melerai
ada kita sama tanya menjawab tiada pasti
siapa yang mengejar hari-hari dan mati?
Ini wujud dalam raga yang diketuk
tiap busuk mewangi membelah
kucur keringat teriak samar-samar
bias cahya saban waktu terus membakar
Andai kita pernah sekali saja meraih
adakah pelukan yang diam-diam meresapi
siapkah kita menanam dan melupa
pada hari keberapa dan apa yang kita minta?
Siapakah aku dalam perjalanan itu
tiap kerikil dan debu yang mengembara
dan sama halnya habis di tiap liku
hanya mati, dan mati kembali
Tiada kau melihat dan menutup mata
siapa yang warna dalam gelap nan bayang
hanya terlihat, dan terlihat
Tersembunyi
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah