Denganmu, aku belajar memahami tanda
Membaca pikiran, menerka jiwa, menafsirkan cerita
Yang kau ungkap sepotong-sepotong
Agar kita kembali dan melanjutkan esoknya
Digiring waktu, aku terbiasa
Ego melandai, terganti kasih cinta
Padaku, kau sering salah berkata
Obrolan panjang, seringkali tak berguna
Bagiku, kau adalah buku kumpulan soal matematika
Yang jawabannya tidak ada di halaman berikutnya
Jawabannya ada, setelah aku mengambil kertas, menggurat pena, memeras daya kepala
Maaf, karena aku gagal di ujian pertama
Tak ada yang lebih perih dari melihatmu menyerah
Pada luka-luka sebab kujadikan kau binasa
Tak ada yang lebih menyesakkan dari mohonku yang kau tunda
Begitu lama
Ujilah, aku tidak akan gamang
Puaskanlah, hatimu yang mendendam
Adakah selain aku yang lebih paham?
Dirimu, yang hanya tahu menang