Alkisah hiduplah seorang putri
Yang diperintah ayahnya mengangkat batu sungai setiap hari
Dilatih agar siaga dan bergegas, putrinya yang berani
Ayahnya kian tua dan resah, sementara di luar sana orang-orang jahil siap mengganggu dan mengerjai
Si putri tumbuh dewasa, teramat banyak kepandaiannya
Benar saja, di luar sini banyak orang gila
Tapi dengan kekuatannya, ia libas semua pengganggu-pengganggu kurang kerjaan itu
Yang salah kaprah memaknai sikap lembutnya
Dalam kelengahannya, si putri jatuh cinta
Pada seorang yang memesona dan mengisi jiwa sepinya
Ternyata ia sama, hanya ingin mengganggu saja
Masuk lewat udara, lembut membelai telinga, lalu diam-diam menancap relung hati sang putri dari sana
Sakit luar biasa, sang putri berharap mati
Ia kepalang tak mengerti
Mengapa tak satupun orang di dunia ini
Sanggup berbaik hati dan membiarkan bahagianya bersemi