Setiap malam kita mengandung kesedihan
Dan keesokan paginya kita melahirkan gelak-gelak tawa getir
Lalu kita membedongnya dalam senyum hambar berperisa
Serta menimangnya dalam lantun elegi, sesekali diselingi dering telepon yang dijawab dengan tutur yang disantun-santunkan
Ingin kita memaki,
"Jangan ganggu! Aku sedang meniduri kesedihan!"
-18 minggu yang lalu, di Jakarta