oranment
play icon
Bulan untuk ibu
Kutipan Cerpen Bulan untuk ibu
Karya sabikhaanisajzvb
Baca selengkapnya di Penakota.id

Mengarsir Kisah Kasih Volume 2

Ibu, jember hari ini bulannya bagus banget. Saking bagusnya ia, bersinar bulat total seperti telur ayam kate kita bu. Saya iri hingga rasanya mau saya simpan sendiri cahayanya. Tapi saya gakuatĀ bu, dia terlalu nyentrang menusuk mataku. Baiknya ku simpan dalam buku halaman 58 dan akan aku paketkan ke ibu. Agar sama sama lihat cahaya bulan yang sombong ini.


Perjalanan menuju si cepat, halaman 58 ku bolong di tengah. Saya buru-buru menangkap bulan yang hampir jatuh ini. Dalam tangkupanku, ia tersenyum manis dan tetap bercahaya. Ah dia seperti lucifernya howl, menggemaskan. Saya tidak mau kehilangan bulan bu, saya suka terangnya, saya suka pijar nyentrangnya. Dia berpesan kepadaku, harus lah ia punya raga agar terangnya bisa sampai ke ibu lewat si cepat. Lalu saya memutar otak, bentuk raga apa yang mampu membawanya supaya selamat sedang buku yang mengangkutnya sudah bolong. Hampir setengah jam saya berhenti di pinggir jalan untuk memikirkannya. Haruskah bulan ini kuberikan ragaku?, Tapi si cepat tidak menerima paket berupa manusia, atau bulan ini harus ku berikan raga berupa mie gaga jalapeno? Tapi aku takut ia kepedasan.



Akhirnya, Mampirlah saya ke toko kosmetik seberang, dengan tetap menangkup bulan dan cahayanya yang keluar dari sela jariku. Beruntung sekali, rambutku hitam dan panjang. Sela-sela jariku juga tertutupi olehnya. Segera ku pilih lipstik merek halal terbaru untuk raga bulan ini, Mbak kasir sedikit curiga. Kenapa aku tidak mau mengambil uang dengan tanganku dan malah mengizinkannya mengambil sendiri dari tas selempangku. "Padahal kau tidak kudisan anak gadis" sarkasnya.


Lalu aku bergegas keluar dari toko tersebut dan berlari sendikit menjauh dari jalan raya. Dengan hati-hati, ku panggil bulan yang masih bersinar terang yang ternyata terkantuk kantuk di tangkupan tanganku.


"Ragamu sekarang berupa lipstik merek halal terbaru, kau suka?"


Ia menganguk kecil, lalu menyesak keluar dari tangkupanku dan menyusup kedalam lipstik yang sekarang menjadi raganya. Aneh bukan main, lipstik tersebut menjadi gerlap-gerlip seperti di bubuhi gliter. Dengan hati hati ku masukan kembali kedalam bungkusnya, aku takut gerlap gerlip tersebut menempel di tanganku dan mengurangi kesempurnaanya.


Setelahnya, saya menuju kantor si cepat. Memilih layanan paling cepat dan menuliskan alamat ibu di luar bungkus bulan yang telah berjiwa dengan lipstik halal ini.


"Kak, saya tidak mau paket ini terlempar. Harus di kirimkan dengan baik"


dan di iyakan dengan cepat petugas kurir. Ia tahu, aku akan menganggu antrian jika di jawab panjang olehnya. Petugas kurir tersebut menerima uangku dan meraih paket tersebut dari tanganku.



Sepanjang jalan pulang, aku membayangkan senyum ibu karena bulan dan cahayanya ku kirimkan dalam bentuk lipstik. Lalu muncul pertanyaan dalam benakku.


"Apakah nanti lisptiknya bisa di pakai?. Apakah tidak apa-apa bercampur cahaya bulan begitu?"


Ah bodo amatlah, yang penting cahaya bulan harus sampai dan dilihat ibu.






#PenakotaGiveaway

calendar
20 Feb 2020 10:21
view
112
idle liked
2 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig