PASAR MAFIA BERDASI
Di Suatu Kota yang Diberi Nama Air Jatu
Di kota yang indah dan tenang itu, terdapat sebuah wadah yang diberi nama Pasar Gelap. Wadah ini memiliki daya tarik yang sangat besar, sehingga banyak para pembeli yang ingin masuk ke tempat itu untuk berbelanja. Salah satu yang menjadi daya tariknya dari wadah ini adalah Pak Alek, yang memiliki pamor yang sangat besar di kalangan masyarakat.
Pak Alek adalah pemilik dari Pasar Gelap itu,para penjualnya disana selalu menggunakan pakaian yang rapi ketika berjualan, seperti orang-orang kantoran pada umumnya,setiap harinya para pelanggan datang kesana untuk berbelanja. Akan tetapi, para pelanggan ini tidak sadar bahwa banyak mafia di Pasar Gelap itu. Dengan seiringnya waktu, para pembeli ini sadar bahwa di Pasar Gelap itu banyak sekali kecurangan dari sang penjual.
Setiap waktu harga barang terus dinaikkan, akan tetapi barang yang dijual tidak ada yang berkualitas. Barang yang mereka beli berakhir di tong sampah. Sehingga banyak pelanggan yang mengeluh akan hal tersebut. Akan tetapi, ketika ditanya kenapa harga barang terus menerus naik sedangkan barang yang dijual tidak ada yang berkualitas, para penjaga di Pasar Gelap ini mengatakan bahwa mereka tidak tahu menahu tentang hal itu.
Mereka mengatakan bahwa hanya orang-orang peting dari Pasar Gelap yang mengetahui hal itu. Dan pada akhirnya, dengan seiringnya waktu, timbullah kesadaran para pembeli. Mereka mulai mengkritik Pasar Gelap, namun secara diam-diam karena mereka takut kepada para mafia yang ada di pasar gelap itu.
Karena mafia yang ada di Pasar Gelap itu memang sangatlah bengis. Mereka tidak segan-segan untuk menggunakan kekerasan untuk menekan para pembeli yang berani mengkritik mereka. Oleh karena itu, para pembeli harus berhati-hati dan tidak berani untuk mengkritik Pasar Gelap secara terbuka.
Pada Suatu Hari di Pasar Gelap dikisahkan
Para pembeli merasa takut dan tidak berani mengkritik Pasar Gelap lagi. Mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk melawan para mafia yang berkuasa di Pasar Gelap. Namun, ada satu orang yang tidak takut untuk mengkritik Pasar Gelap. Orang itu adalah seorang pemuda yang bernama Ali.
Ali adalah seorang pemuda yang berani dan tidak takut untuk menghadapi bahaya. Ia telah melihat sendiri bagaimana para mafia di Pasar Gelap memperlakukan para pembeli dengan tidak adil. Ia telah melihat bagaimana mereka menaikkan harga barang secara sewenang-wenang dan bagaimana mereka memperlakukan para pembeli dengan kasar.
Dengan semangat yang membara, Ali memutuskan untuk menghadapi para mafia di Pasar Gelap secara langsung. Ia tidak sendirian, karena ia dibantu oleh teman-temannya yang sepemikiran dengannya. Mereka semua memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menghentikan kejahatan yang terjadi di Pasar Gelap.
Akan tetapi, hasilnya sangat nihil sekali. Ali pun tidak diperbolehkan berbelanja lagi bersama beberapa temannya ke Pasar Gelap tersebut. Hal ini menyebabkan para pembeli lainnya takut untuk mengomentari Pasar Gelap, karena mereka khawatir akan mengalami nasib yang sama seperti Ali.
Kebengisan para mafia di Pasar Gelap telah menimbulkan rasa takut yang mendalam di kalangan para pembeli. Alhasil, sampai sekarang tidak ada satu pun pembeli yang berani mengkritik Pasar Gelap. Kebijakan yang diterapkan oleh para mafia tersebut sangatlah tidak adil dan tidak baik.
Ironisnya, para mafia tersebut mengaku bahwa mereka adalah orang-orang yang berada di jalur tengah, tidak menjatuhkan dan mengkerdilkan orang lain, melainkan menyatukan orang-orang yang berbelanja di Pasar Gelap tersebut dengan cara merangkul semuanya. Namun, kenyataannya jauh dari prinsip yang mereka katakan.
Pada suatu ketika, banyak pembeli yang tidak mau berbelanja ke Pasar Gelap itu karena semua keburukan nya telah tercium. Alhasil, mereka bingung mencari pembeli yang akan berbelanja ke sana. Sebagian dari orang-orang yang sadar akan kejelekannya tidak mau lagi berbelanja ke Pasar Gelap itu dan memilih keluar dari pasar gelap itu untuk mencari pasar yang lain.
Akan tetapi pasar gelap itu memiliki visi yang mulai,ironisnya Di balik visi yang mulia untuk menjadikan Pasar Gelap sebagai pusat perbelanjaan dan pengembangan peradaban, terdapat kenyataan yang jauh dari harapan. Pasar Gelap ini hanya menginginkan uang dari pembeli, tanpa mau memperbaharui apa yang mereka jual dan tidak mau memperbaiki tempat mereka jualan.
Tempat jualan mereka sangat kotor dan kumuh, dengan nuansa pasar yang tidak pernah berubah. Visi mereka untuk menjadikan Pasar Gelap sebagai pusat perbelanjaan moderat dengan tata kelola yang modern pada tahun 2030, hanya menjadi bulan-bulanan semata.
Ironisnya, Pak Alek yang merupakan orang yang disalurkan untuk menjalankan Pasar Gelap, tidak pernah seperti itu. Ia adalah seorang yang baik dan dermawan, akan tetapi kebaikannya dimanfaatkan oleh para mafia tersebut. Sehingga, yang rusak nama baiknya adalah Pak Alek.
Singkat cerita, Pasar Gelap itu menjadi pasar yang tidak pernah maju dan kumuh. Para pembeli merasa tidak nyaman berbelanja di sana, dan para penjual hanya menginginkan uang tanpa mau memperbaiki kualitas barang dan jasa mereka. Pasar Gelap ini telah kehilangan arah dan tujuan, dan hanya menjadi tempat yang kumuh dan tidak pernah maju.
Di balik visi yang mulia untuk menjadikan Pasar Gelap sebagai pusat perbelanjaan dan pengembangan peradaban, terdapat kenyataan yang jauh dari harapan. Pasar Gelap ini hanya menginginkan uang dari pembeli, tanpa mau memperbaharui apa yang mereka jual dan tidak mau memperbaiki tempat mereka jualan.
Tempat jualan mereka sangat kotor dan kumuh, dengan nuansa pasar yang tidak pernah berubah. Visi mereka untuk menjadikan Pasar Gelap sebagai pusat perbelanjaan moderat dengan tata kelola yang modern pada tahun 2030, hanya menjadi bulan-bulanan semata.
Ironisnya, Pak Alek yang merupakan orang yang disalurkan untuk menjalankan Pasar Gelap, tidak pernah seperti itu. Ia adalah seorang yang baik dan dermawan, akan tetapi kebaikannya dimanfaatkan oleh para mafia tersebut. Sehingga, yang rusak nama baiknya adalah Pak Alek.
Singkat cerita, Pasar Gelap itu menjadi pasar yang tidak pernah maju dan kumuh. Para pembeli merasa tidak nyaman berbelanja di sana, dan para penjual hanya menginginkan uang tanpa mau memperbaiki kualitas barang dan jasa mereka. Pasar Gelap ini telah kehilangan arah dan tujuan, dan hanya menjadi tempat
yang kumuh dan tidak pernah maju.
