Tak ingin lagi masa lalu kusesalkan.
Tapi izinkanlah untuk kusedihkan.
Sebab tak pernah terluput ia hilang dan berakhir semu.
Saksi bisu tertinggal penuh diruang itu.
Terbentuknya aku dimasa sekarang.
Adalah buah lahir dari masa lalu yang tak 'kan hilang.
Kini—setiap harinya ku belajar berdamai.
Tak lagi fokusku pada kata selesai.
Yang terpenting adalah proses.
Meski tak harus satu waktu segera beres.
Terimakasih karena selalu memilih bertahan dan berjuang.
Meski coreng luka dan deras air mata tak kunjung hilang.
Meski tak ada sesiapa saat aku diselimuti pilu.
Meski lagi-lagi kata bantu berakhir buntu.
Namun, tetaplah jaga cahaya kecil itu.
Ia akan selalu jadi yang paling setia menemani langkahku.
sr.