semburat jingga yang senja
berani tampilkan merah merona
untuk apa dikagumi,
jika hanya pesolek semata
hati tidak dipakai
otak tidak digunakan
lalu apa yang diandalkan
angkaramurka mendasari terjadinya tragedi
apa itu kehendak mu
untuk apa, ku tanya
tidakkah berpikir, senja tidak selamanya jingga
tidakkah berpikir, pelangi tidak selamanya akan pergi
dan tidakkah berpikir, kita selamanya yang tak akan menjadi kita