TUAN RUMAH
Cerpen
karya @sayyid
Kutipan Cerpen TUAN RUMAH
Karya sayyid
Baca selengkapnya di Penakota.id



Entah sampai kapan perempuan itu akan terus berdiri ditengah derasnya hujan. Menatap dengan penuh harapan kepada sebuah rumah yang kosong.


Dua tahun sudah perempuan itu berdiri dan menatap rumah yang tak berpenghuni itu, tak ada satupun kata, apalagi kalimat yang keluar dari mulutnya.


Rumah sudah berkarat, berlumut, kumuh, dan bau. Tidak terurus, dibiarkan begitu saja oleh sang pemilik.


Sesekali, ada yang berusaha untuk mengisi kekosongan itu. Pelan-pelan, mencoba masuk kedalam rumah kosong, Lalu membersihkannya. Bahkan, ada juga orang yang menyewa cleaning service terbaik di kota itu hanya untuk membersihkan semua yang kotor di rumah kosong tersebut. Namun, pemilik rumah selalu berhasil menahannya. Ia lebih memilih rumah itu kosong dan berkarat daripada dibersihkan lalu ditinggalkan.



Setiap kali orang lewat, terdengar tangisan pilu keluar dari rumah tersebut. Tak berhenti, setiap hari, setiap waktu, setiap saat. Tak ada yang berani melewati rumah kosong tersebut kecuali mereka yang nekat dan memaksa. Dan tak ada benar-benar tulus membersihkannya kecuali seorang perempuan yang tetap berdiri di depan rumah itu dengan setia, menunggu dan tidak pergi. Barangkali ada keajaiban di dalam bangunan usang yang sudah lama dikosongkan oleh pemiliknya.


Pada suatu hujan, tangisan pilu terdengar begitu keras. Orang-orang di kota itu merasa terganggu dengan suara tangisan yang tak pernah berhenti sepanjang waktu. Mereka menutup telinganya dan pergi begitu saja, tidak peduli dengan suara tangisan yang samar-samar bercampur dengan gelombang air hujan. Kecuali seorang perempuan yang tetap setia menunggu di depan rumah sumber suara tangisan. Ia berteduh dari hujan dibawah kelopak matanya, meski pada akhirnya pipinya basah juga.


Konon, rumah itu sengaja dikosongkan oleh pemiliknya bertahun-tahun karena kekecewaan terhadap tamunya. Datang dengan segala keyakinan dan kasih sayang, Membuat kenyamanan seluruh isi rumah. Karena kebaikannya itu, pemilik rumah berniat untuk memberikan semuanya kepada tamunya itu, rumah dengan segala isinya. Tak apa menjadi gelandangan, asal tamunya bisa bahagia. Niat itu ia urungkan, ketia ia tahu bahwa tamu yang berkunjung kerumahnya hanya sebatas singgah tapi tak sungguh. Berwisata ke setiap rumah yang menurutnya cukup menarik, pindah dari satu rumah ke rumah yang lain.


Perempuan itu selalu menyempatkan membersihkan rumah kosong yang orang lain tidak tau sebenarnya siapa si pemilik rumah. Mereka terheran-heran kepada perempuan yang setia menunggu di depan rumah kosong itu. Sempat berfikir kalau perempuan tersebut adalah si pemilik rumah, namun kenapa dia tidak mengisinya dan hanya berdiri diluar.


“apakah kamu pemilik rumah kosong ini?”

tanya seorang lelaki yang lewat


“ Ya, aku pemiliknya “ 


“ kenapa kamu tidak masuk?”


“ kenapa kamu menyuruhku masuk? Aku tuan rumahnya dan kau adalah tamu “


“ sayang sekali rumah sebagus itu jika tidak ada penghuninya”


“ mereka hanya hanya penasaran saja dengan isi rumah dan pemiliknya ”


Sebenarnya, lelaki tersebut bukanlah yang pertama bertanya, sudah banyak laki-laki lain yang mencoba menjadi tamu si perempuan. Namun, Lelaki itu coba meyakinkan bahwa dirinya adalah tamu yang layak untuk diterima


“ siapa nama kamu? “


“ nay “


“ nay? “


“ Iya, panggil aku nay”


“ bisakah aku masuk? Mari kita bersihkan rumahmu sama sama”


“ ha ha ha, jangan ngomong bersih-bersih kalau megang sapu aja belum bener”


“ lebih baik kamu bersihkan dulu rumahmu sendiri “


Setiap orang yang berkunjung kerumahnya lalu pergi tanpa pamit, suara tangisanpun semakin keras terdengar dari rumah itu. Orang-orang kembali menutup kuping mereka rapat-rapat lalu masuk kerumahnya masing-masing, kecuali perempuan si pemilik rumah kosong. Ia tetap diluar, bediri, tak berkata, menatap rumahnya dan membiarkannya kosong.


Entah sampai kapan perempuan itu akan terus berdiri dan membiarkan rumahnya kosong, berkarat, berdebu, dan sendiri.







03 Nov 2020 13:45
257
Gg. Kembang No.57a, Pd. Ranji, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan, Banten 15412, Indonesia
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: