Roses are red, violets are blue
Cerpen
Kutipan Cerpen Roses are red, violets are blue
Karya serserser
Baca selengkapnya di Penakota.id
Orang gila itu—masyarakat sekitar menyebutnya seperti itu—sedang berjalan-jalan mengelilingi komplek seperti biasa. Menikmati suasana sore hari sambil menghirup rokok yang baru ia ambil dari toko kelontong langganannya, tentu tanpa perlu membayar. Baginya hidup ini mudah, bangun kemudian mandi, berganti pakaian, makan makanan yang telah disediakan oleh ibunya kemudian berjalan-jalan seharian, menikmati alam, meminta rokok, pulang, dan akhirnya tidur. Siklus hidupnya jarang sekali berubah, dan orang-orangpun enggan mengganggunya. Karena dia gila.

Dia resmi mendapat gelar gila setelah lulus (dikeluarkan) tiga kali sekolah kejiwaan (rumah sakit jiwa). Ditanya meracau, diajak ngobrol tidak nyambung, pandangan kosong, tiba-tiba berteriak, dan indikator-indikator kegilaan lainnya dapat ia penuhi dengan baik. Setelah resmi menjadi gila beberapa tahun yang lalu, ia bingung bagaimana caranya agar orang-orang disekitar dapat menerimanya. Ia pergi ke ke sekolah diusir, pergi ke warung diusir (kecuali warung langganannya), pergi ke taman diusir. Setelah bertahun-tahun berpikir (apa dia bisa berpikir?), ia baru teringat ada satu tempat yang pasti masyarakat akan menerimanya.

Setelah bertahun-tahun ia melakukan observasi, Ia mengetahui bahwa tempat ini begitu spesial. Setidaknya 5 kali masyarakat akan berkumpul di tempat tersebut, mayoritasnya laki-laki. Orang-orang itu membasuh sebagian tubuhnya, kemudian satu orang maju ke depan dan melantunkan syair yang indah. Setelah itu, satu orang yang lain maju ke depan dan memimpin gerakan-gerakan yang kemudian diikuti oleh orang-orang dibelakangnya. Orang-orang itu datang dalam pakaian yang baik dan tidak pernah ia melihat orang-orang marah-marah didalamnya.

Kali ini Ia merubah penampilan dirinya, mandi dengan baik, memakai pakaian yang baik, mempersiapkan diri, membasuh beberapa bagian tubuh, kemudian siap menuju ke tempat tersebut. Ia lihat tempat tersebut kosong, padahal seharusnya sekarang sudah masuk salah satu dari 5 waktu berkumpulnya orang-orang itu. Bosan menunggu, ia maju kedepan, menyalakan mik lantas mengumandangkan syair-syair yang telah ia hafalkan sebelumnya.
Orang-orang akhirnya datang, lantas kaget melihat si Gila. Namun, orang-orang tidak berani mengusirnya dari tempat tersebut. Setelah semuanya selesai, si Gila keluar dari tempat tersebut, yaitu masjid.

Kini si Gila bergitu rajin ke masjid, 5 waktu tak pernah terlewat. Sontak seisi komplek menjadikannya bahan perbincangan masyarakat, termasuk bapa-bapa, ibu-ibu, anak-anak, bahkan orang gila lainnya.

Hingga pada suatu hari seorang laki-laki yang jarang ke masjid bertanya.
“Gil, ngapain kamu ke masjid?” kata orang tersebut.
“roses are red, violets are blue, ....”, jawab si Gila
“...”orang itu bingkung.
“I’m not crazy like you”

Setelah kejadian itu, si Gila mulai mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Kini, Ia menjadi salah satu muadzin cadangan di masjid komplek tersebut.
#Jadi_siapa_yang_gila?
17 Jun 2018 20:40
129
Nowhere
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: