oranment
play icon
Kakak ku seorang penipu
Kutipan Cerpen Kakak ku seorang penipu
Karya shofiyarahmawati
Baca selengkapnya di Penakota.id

Dibawah rintik hujan deras, hanya diam dan terduduk lusuh didalam naungan rumah yang tak lagi bisa disebut sebuah rumah.


Didalamnya hanya berisikan tiga orang anak yang tengah menanti derasnya hujan untuk bisa keluar dan mencari makanan.


Mereka hanya tinggal bertiga karna orang tua mereka sudah meninggal sejak mereka kecil, orang tua mereka mengalami kecelakaan saat hendak pergi menemui anak anaknya yang hanya berdiam diri didalam rumah.


"Kakak, bisakah aku makan sekarang?" Tanya sang adik yang berumur 9 tahun itu, dia bernama Dira.


"Apakah perutmu sakit?" Tanya sang anak pertama, dia adalah kakak dari kedua adiknya bernama Alden.


"Perutku sangat sakit, aku ingin makan sekarang." Jawab Dira


"Bisakah kau bersabar sebentar? Kakak janji akan membawakan makanan untuk kalian setelah hujan ini berhenti." Jawab sang kakak


Sedangkan sang adik, Asya hanya bisa diam sembari memeluk tubuhnya menggunakan selimut tipis karna kedinginan.


"Kakak, bisakah aku meminta rumah? Aku sangat kedinginan sekali disini, aku ingin makan dan minum seperti orang diluar sana." Ujar sang adik, Asya.


Sang kakak hanya bisa tersenyum tipis. "Maaf ya, kakak tidak bisa memberikan itu saat ini, tapi kakak hanya bisa berharap Tuhan menggerakkan seseorang yang mau menolong kita dengan layak nantinya." Jawab sang kakak


"Dira, Asya, lebih baik kalian tidur. Jika kakak sudah bawakan makanan untuk kalian nanti akan kakak bangunkan." Ujar Alden pada kedua adiknya


Alden adalah anak laki laki pertama dari keluarganya. Semua kerabat mereka tidak mengetahui keberadaan sang cucu ataupun keponakannya.


Alden harus menjaga kedua adiknya serta menafkahi mereka untuk terus bisa bertahan hidup karna hanya kedua adiknya lah yang Alden punya saat ini.


Setelah hujan berhenti, inilah waktu bagi Alden untuk mencari uang, menjadi seorang pedagang kantung plastik dan juga membantu orang melintas dengan payung yang Alden punya.


Alden pergi meninggalkan kedua adiknya yang tengah tertidur itu. Alden sendiri tau jika nantinya Dira paham kemana dirinya pergi sekarang.


Biasanya Alden hanya akan pergi ke pasar bahkan sampai dengan halte untuk mengantar seseorang dengan payungnya.


"Apakah ibu butuh payung?" Ujar Alden menawarkan pada seorang perempuan paruh baya yang tengah berdiri disana.


"Ahh tidak terimakasih, saya sudah membawa payung sendiri." Jawab sang ibu itu lantas pergi meninggalkan Alden


Alden melihat sang nenek yang tengah kesulitan berjalan sambil membawa belanjaannya itu terus membantunya.


"Nek, biar Alden bantu bawa." Tawar Alden pada sang nenek


"Tidak usah, kau akan kerepotan nantinya." Jawab sang nenek


"Tidak papa, Alden ikhlas bantu nenek. Mari Alden antar pulang." Ujar Alden lagi


Anak laki laki itu benar membantu sang nenek sampai dengan ke rumahnya. Dan setelah sampai Alden lansung menaruh belanjaannya ditempat yang disuruh oleh sang nenek.


"Ambil lah, kamu pasti belum makan. Ini juga, pasti adik adikmu tengah mencarimu sekarang." Ujar sang nenek sembari memberikan satu lembar uang seratus ribu dengan dua bungkus nasi disana.


"Tidak usah, Alden ikhlas bantu nenek." Tolak Alden


"Anggap saja ini adalah rezekimu hari ini, ambil lah, dan berikan selimutnya pada adikmu." Ucap sang nenek lagi


Kali ini nenek itu juga memberikan sebuah selimut hangat. Walaupun lusuh namun ini masih layak untuk dipakai Asya nantinya.


"Terimakasih banyak nek, semoga Allah membalas kebaikan nenek." Jawab Alden lalu mengambil semua pemberian nenek tadi


"Kalo gitu Alden pamit," ucap alden lalu pergi setelah menyalami sang nenek.


Alden kembali lebih cepat hari ini. Dia juga sudah membawakan makanan untuk kedua adiknya.


Alden senang karna tidak biasanya ada orang yang mau berbaik hati padanya. Meskipun hidup berkecukupan namun Tuhan tidak pernah membiarkannya kelaparan satu haripun.


"Bangunlah, kakak membawakan makanan untuk kalian." Ucap Alden lembut


Kedua adiknya langsung terbangun lalu berseru semangat. "Alhamdulillah, terimakasih kakak." Seru Dira dan Asya bersamaan


"Sama sama, ini ada selimut untuk Asya, jadi Asya gak bakal kedinginan lagi nanti." Lanjut Alden


"Makasih banyak kak Alden, Asya sayang kakak." Ucap sang adik kecil lantas memeluk sang kakak


"Sama sama, sudah kalian harus cepat makan sebelum sakit nantinya." Peringat Alden pada kedua adiknya


Dira dan Asya mengangguk lantas memakan makanan yang Alden bawa. "Kakak sudah makankah?" Tanya Dira


"Kakak sudah makan diluar." Bohong Alden


Sebenarnya dia juga sangat kelaparan, bahkan dua hari ini Alden sama sekali belum memakan apapun dan tubuhnya sangat lemas sekarang.


Alden tidak mau meminta makanan mereka karna Alden sendiri paham bagaimana kedua adiknya yang kelaparan.


Mungkin dengan melihat Dira san Asya yang sedang makan itu akan membuatnya kenyang juga.


Dira tersenyum melihat sang kakak yang hanya memperhatikan mereka. Bagi Dira dan Asya, Alden adalah sosok kakak yang sangat kuat dan penyayang bagi kedua adiknya.


"ayah, ibu, bisakah aku mengeluh sekarang? Aku ingin kalian disini untuk menemani kami. Aku rindu kalian."-batin Alden.

calendar
26 Jan 2021 14:53
view
34
wisataliterasi
Karawang, Jawa Barat, Indonesia
idle liked
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig