oranment
play icon
Sebuah kebaikan
Kutipan Cerpen Sebuah kebaikan
Karya shofiyarahmawati
Baca selengkapnya di Penakota.id

Seorang gadis baru saja keluar dari apotik milik rumah sakit ternama setelah membeli obat, melihat orang yang saling hilir bergantian keluar masuk ke dalam rumah sakit membuatnya sedikit kesulitan untuk berjalan dengan benar.


Gadis itu baru saja selesai membeli obat, saat dirinya berjalan keluar, dia melihat sosok pria yang umurnya setengah abad itu sedang kesulitan berdiri, sepertinya beliau terjatuh dari kursi roda.


Gadis itu langsung berlari ke arahnya karna ingin menolong, padahal banyak orang yang lewat disana. Namun mereka tidak memperdulikan pria tua itu.


Terkadang orang jaman sekarang sangat tidak memegang teguh kepedulian terhadap sesama. Orang tua saja masih mereka anggap remeh, dan itu sangat tidak baik untuk dilakukan.


"Sini biar saya bantu," ucap gadis itu seraya membantu pak Tua itu bangkit


Pria paruh baya itu tersenyum ke arahnya akhirnya ada seseorang yang mau membantu dirinya.


Gadis itu membantunya sampai kembali duduk dikursi roda. "Apakah bapak tidak apa apa?" Ucapnya pada sang bapak


"Tidak apa, terimakasih sudah menolong." Ucap pria paruh baya itu.


"Kemana orang yang menjaga bapak? Kenapa bapak sendirian disini." Ucapnya berderet


Pria paruh baya itu hanya bisa tersenyum tipis. "Saya bersama putra saya, dia mungkin sedang ke kamar mandi." Jawabnya


"Oh iya, kenalkan saya Suji." Ucapnya memperkenalkan diri


"Saya Pak Dirga," ucap bapak itu.


Kamu mengangguk saja. "Bapak mau saya antarkan ke kamar? Mungkin putra bapak masih lama dikamar mandi." Tawar gadis yang bernama Suji itu


"Tidak apa, saya disini saja, kamu boleh pulang."


Gadis itu langsung menggeleng keras. "Saya tidak mungkin meninggalkan bapak sendiri." Jawabnya sopan


"Saya akan menunggu disini sampai putra bapak datang." Ucap Suji lalu duduk dikursi panjang dekat bapak itu


"Lebih baik kamu pulang saja, putra saya tidak akan datang sekarang."


Suji langsung menoleh ke arah Pak Dirga bingung. "Kenapa?"


Pria paruh baya itu menghela nafasnya panjang. "Karna dia tidak akan mengurus saya disini." Jawabnya lirih


Suji langsung menatapnya sendu, "kalo begitu saya antarkan saja ke kamar bapak, ini sudah mulai sore, tidak baik jika bapak sendirian disini." Bujuk Suji


Akhirnya pria paruh baya itu mau Suji ajak kembali ke kamarnya. Dan kamu mulai membawanya masuk ke dalam rumah sakit tempat dimana pasien itu dirawat.


"Dengan siapa kamu tinggal?" Tanya pria paruh baya itu


"Saya hanya tinggal dengan kembaran saya,"


"Kemana orang tuamu?"


Suji tersenyum miris. "Mereka sudah disisi Tuhan." Jawabnya menatap keramik dibawah sendu


"Maaf sudah membuatmu sedih," ucap pria paruh baya itu.


"Gak apa-apa, bapak tidak usah merasa bersalah."


Kalian sudah berada dikamar rawat Dirga. Dan Suji masih menunggunya disana karna khawatir terjadi sesuatu.


"Kamu boleh datang ke sini jika mau, nanti kita bicara banyak lagi." Ucap Dirga padanya


"Terimakasih, nanti kalo Suji pulang sekolah pasti datang ke sini." Jawabmu seraya memberikan senyum ramah


Pak Dirga itu baik, dia orang tua yang sangat ramah kelihatannya, sayang kondisinya yang lemah membuat dirinya harus terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.


"Kalo begitu Suji akan pulang sekarang." Pamitnya pada Dirga


Dirga mengangguk sebagai jawaban. "Hati hati." Pesan Dirga lalu diangguki oleh Suji.


Gadis itu langsung bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan ruangan milik pria paruh baya yang Suji tolong tadi.


Suji melihat arah jarum jam yang ada diaula rumah sakit langsung bergegas pulang ke rumah karna kembarannya pasti akan memarahi dirinya karna pulang terlambat.


Sebisa mungkin Suji berlari menuju rumah yang jaraknya lumayan jauh dari rumah sakit.


Suji adalah anak kembar dari kedua orang tuanya yang telah meninggal satu tahun lalu karna kecelakaan pesawat. 


Mereka baru saja pulang dari luar kota, namun naas, mereka hanya meninggalkan nama disana.


Tidak ada lagi nyawa bahkan jasad mereka tidak ditemukan sampai sekarang. Dan sekarang Suji hanya memiliki satu saudara.


Suji dan Karina itu kembar, hanya saja Suji yang menjadi pihak pertama diantara kalian.


Dengan nafas tersegal segal Suji memberanikan masuk ke dalam rumah yang kondisinya sangat sepi, mereka hanya dapat tinggal disebuah rumah bilik, sangat kecil dan terbilang sangat sederhana.


Suji masuk ke dalam rumah, tidak ada siapa siapa. Sepertinya Karina sedang pergi ke rumah teman temannya.


Suji melirik ke arah jam tangan, ini sudah mulai gelap, dan sebentar lagi mungkin malam hari.


Suji segera pergi ke dapur untuk membuat makan malam untuk kalian berdua. Bahan yang seadanya saja sudah sangat Suji syukuri setiap harinya. Tuhan tidak pernah membiarkannya kelaparan seharipun.


Suji itu hanya bekerja disebuah kedai Mie milik Ibu Lazimah. Untungnya Ibu Lazimah itu sangat baik pada dirinya. Dia selalu mengerti semua kondisi Suji. Sudah seperti ibu keduanya.


Karna Ibu Lazimah itu hanya tinggal berdua dengan suaminya yang sudah tua. Jadi Ibu Lazimah hanya mempekerjakan tokonya pada orang lain.


Suji duduk disebuah kursi plastik dirumahmu sembari meminum air putih, dengan obat obatan yang tadi dia beli.


Sekilas gadis itu terpikir pria paruh baya yang dia temui tadi, sepertinya pak Tua itu juga sama seperti dirinya.


Menderita penyakit yang sama namun dengan pengobatan yang berbeda.


Suji hanya berharap semoga pria paruh baya itu dapat sembuh dari penyakitnya.


Dan Suji juga berharap, semoga tuhan memberikan kesembuhan pada dirinya juga.


Tokk tokk tokk


suara ketukan pintu mulai terdengar didepan rumah milik kediaman Suji dan kembarannya itu.


Semulanya gadis itu yang tengah minum akhirnya dia memutuskan untuk melihat siapa tamu yang datang ke rumahnya.


"Iya sebentar," Suji membuka pintunya lantas melihat seorang pria paruh baya berjas hitam tengah menatapnya sembari tersenyum tipis


"Maaf anda mencari siapa Tuan?" Tanya Suji pada bapak itu.


"Apa benar ini kediaman Suji?" Tanya nya


Suji lantas mengangguk lalu menjawab. "Iya dengan saya sendiri, maaf ada apa ya?"


"Saya adalah pengacara dari Tuan Dirga, beliau meminta saya untuk menyampaikan ini untuk anda sebagai tanda terimakasih." Ucap pria paruh baya itu pada Suji


"Maaf, tapi saya tidak melakukan apa apa dengan Pak Dirga." Ujar Suji


"Saya hanya menyampaikan amanah, ini adalah uang untuk pengobatan mu sampai dengan sembuh. Mohon diterima." Ucap pengacara itu lagi


Suji lantas mengambil sebuah amplop coklat yang diberikan oleh pengacara itu lantas tersenyum. "Tolong sampaikan terimakasih saya pada Pak Dirga, setelah ini saya akan membantunya dan tidak akan melupakan jasanya." Jawab Suji.


Dan setelah itu, Suji banyak membantu Pak Dirga sebagai tanda terimakasihnya pada Pak Dirga karna telah menjadikan jalan baginya untuk meraih kesembuhan dari penyakitnya.

calendar
09 Feb 2021 14:42
view
36
wisataliterasi
Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Indonesia
idle liked
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig