Angan enggan menyadarkan. Terus
dan terus membawaku jauh terseret,
tersesat dalam kesunyian yang rimba.
Di sana aku menjelma pohon, tumbuh
di gigir tubuhmu yang riam kerontang
Rantingku patah lalu terjatuh, juga
daunku bersentuhan, adalah caraku
berdialog, mengusir sunyimu namun
tak terbalaskan. Belukar menggerisik
membisikanku "sunyi akan segera pergi"
Aku menanti. Angin datang merayu
daunku berguguran berubah hujan-
deras mengalir dalam tubuhmu, dan
arus telah berhasil mengusir sunyimu
juga aku, terombang-ambing-menghilang.
Jakarta, Januari 2020