Aku mengisahkan diriku menjadi dongeng anak remaja; terkesan metafora, hiperbola dan terlalu kaya kosakata
Aku muak, saat kenyataan terkuak dan menghempaskan segala rasa
Kau mencerca cerita seperti jejak yang saat ini kau injak, kemudian aku merangkak di atas tanah yang kau pijak dengan rasa menajam tak berdaya
Kau bagian inti cerita yang hilang. Saat aku merendam kegelisahan yang mulai membuat diriku goyah. Aku lemah
Aku berdiri sembari menunggu dirimu kembali hingga inti cerita itu mulai mengisi bagian yang menghilang tanpa pamrih
Aku lupa, kau telah menghujani aku dengan lontaran kata yang membuat hati terasa gerah
Terasa lamanya, aku lelah. Berkelana mencari arah demi kembalinya kau yang sesungguhnya
Tetapi, aku percaya bahwa kau sudah merasa bersalah. Pada akhir cerita yang nyata
Dan, dirimulah mendung yang dipaksa turun pada lingkaran yang tak berujung; hingga akhirnya kau turun menancapkan batas rintik hujan antara kabar menyenangkan dan menyakitkan