Pernah terlintas untuk pergi tapi situasi mengatakan sebaliknya. Lantas harus bagaimana?
Katanya, bertahan hanya bisa menyakiti dan terluka yang tak terlihat. Bukankah semua itu nyata adanya?
Mengatasi hal ini akan menimbulkan sesuatu hal yang lain. Benar atau tidak hanya bisa diakumulasi seseorang yang merasa benar. Lantas harus seperti apa menangapinya?
Pertanyaan yang kerap kali hadir mampu membuat pemikiran itu semakin rumit dan runyam. Jika seperti itu siapa yang harus di salahkan?
Aku kira itu cuman tulisan biasa tapi aku salah. Ternyata itu adalah pertanyaan yang keluar begitu saja dari pemikiran, karangan yang sulit untuk dimengerti. Namun hanya dipahami oleh orang yang mengerti.
Aku kira hal itu adalah aneh. Tapi ternyata itu sebuah kar
ya seni.